Pemkot Bandung Percepat Pembangunan Fasilitas Pengolahan Sampah Demi Atasi Penumpukan
radarbandung.web.id Kota Bandung menghadapi tantangan serius dalam penanganan sampah. Pembatasan kuota pengiriman sampah ke Tempat Pembuangan Akhir membuat proses pengangkutan berjalan lebih ketat. Kondisi ini menuntut pemerintah kota bekerja cepat agar sampah tidak menumpuk di berbagai titik. Wilayah perkotaan dengan kepadatan penduduk tinggi membutuhkan kecepatan dan sistem pengelolaan yang lebih terstruktur supaya tidak memicu masalah lingkungan baru.
Situasi yang terjadi belakangan menunjukkan bahwa Kota Bandung hanya dapat mengangkut sekitar sembilan ratus ton sampah setiap hari. Angka ini jauh lebih sedikit dibandingkan volume sampah harian yang dihasilkan oleh masyarakat. Dengan kuota terbatas, setiap hambatan sekecil apa pun bisa menimbulkan antrean panjang di Tempat Pembuangan Sementara. Karena itu, pemerintah kota terus melakukan langkah-langkah strategis untuk memastikan aktivitas pengangkutan tidak terhenti.
Penumpukan Terjadi di Wilayah yang Minim Fasilitas Pengolahan
Beberapa wilayah masih belum memiliki fasilitas pengolahan sampah yang memadai. Kondisi tersebut menyebabkan antrean sampah berlangsung lebih lama. Ketika fasilitas TPS atau pusat pengolahan tidak berjalan maksimal, sampah yang menunggu giliran pengangkutan menumpuk lebih cepat. Wilayah padat penduduk menjadi titik paling rentan mengalami masalah tersebut.
Kurangnya fasilitas pengolahan juga mengurangi kecepatan penanganan sampah organik. Sampah jenis ini seharusnya dapat diolah lebih cepat melalui metode kompos atau bio-dekomposer. Namun tanpa peralatan dan lokasi pengolahan yang memadai, sampah organik menurun kualitasnya dan justru menimbulkan bau tidak sedap.
Pemerintah kota menyadari bahwa penanganan sampah membutuhkan kerja sama antara semua pihak. Upaya pemerintah saja tidak cukup jika masyarakat tidak turut menjaga kebersihan. Karena itu, strategi pengelolaan ke depan akan lebih menekankan kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan para pelaku usaha lingkungan.
Langkah Cepat Pemkot Bandung Menambah Fasilitas Pengolahan
Untuk menghadapi situasi yang semakin mendesak, pemerintah kota melakukan percepatan pembangunan fasilitas pengolahan sampah baru. Langkah ini mencakup pembangunan unit pengolahan sampah organik hingga penerapan teknologi termal seperti insinerator. Teknologi tersebut dianggap mampu membantu mengurangi volume sampah secara signifikan dalam waktu singkat.
Program percepatan menjadi prioritas harian pemerintah kota. Pengawasan dilakukan secara intensif agar pembangunan fasilitas baru berjalan sesuai standar dan tidak melanggar aturan lingkungan. Koordinasi dengan pemerintah pusat juga berjalan aktif, terutama karena Bandung termasuk dalam skema penanganan darurat sampah tingkat nasional. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengelolaan sampah Bandung dianggap prioritas tinggi.
Selain pembangunan fasilitas baru, pemerintah kota ikut mengembangkan sistem monitoring untuk memastikan kendaraan pengangkut sampah beroperasi optimal. Ketepatan waktu pengangkutan sangat penting agar TPS tidak dibiarkan penuh terlalu lama.
Revitalisasi TPS Babakan Siliwangi Menjadi Proyek Penting
Salah satu proyek prioritas pemerintah kota adalah revitalisasi TPS Babakan Siliwangi. Tempat ini akan diuji coba dengan teknologi baru untuk mengurangi bau yang muncul ketika sampah menumpuk lebih dari dua hari. Teknologi penghilang bau tersebut diharapkan mampu meningkatkan kenyamanan warga sekitar.
Revitalisasi ini juga bertujuan meningkatkan efisiensi pengolahan. TPS yang lebih modern membuat sampah dapat diproses lebih cepat sebelum akhirnya dikirim ke fasilitas lanjutan. Dengan sistem baru, proses pemilahan bisa lebih efisien dan sampah residu dapat dikirim langsung ke insinerator ketika fasilitas tersebut mulai beroperasi.
Risiko Penumpukan Jika Pengangkutan Terhambat
Dengan kuota pengangkutan yang mepet, Kota Bandung tidak boleh mengalami hambatan operasional. Ketika pengangkutan melambat satu hari saja, volume sampah yang menumpuk bisa meningkat drastis. Banyak TPS yang biasanya kosong pada akhir pekan kini masih terlihat penuh. Tumpukan selama dua hingga tiga hari menjadi pemandangan yang tidak bisa dihindarkan jika alur pengangkutan terganggu.
Situasi tersebut menimbulkan risiko lingkungan. Bau tidak sedap, munculnya serangga, serta potensi banjir saat hujan dapat terjadi karena sampah menumpuk berlebihan. Karena itu, kecepatan pengangkutan menjadi tugas penting yang harus dijaga bersama.
Empat Insinerator Baru Ditargetkan Beroperasi dalam Waktu Dekat
Pemerintah kota menargetkan empat insinerator baru dapat segera digunakan. Perangkat ini akan menjadi solusi jangka pendek dan menengah untuk mengurangi volume sampah. Namun proses pengoperasian tidak bisa dilakukan sembarangan. Insinerator harus melewati uji sertifikasi dari kementerian agar layak beroperasi dan aman bagi lingkungan.
Anggaran untuk fasilitas-fasilitas baru tersebut sudah disiapkan melalui APBD perubahan. Persiapan administrasi, pengadaan alat, dan pelatihan operator dilakukan paralel agar proses akselerasi tidak terhambat. Jika target terpenuhi, kapasitas pengolahan sampah Kota Bandung akan meningkat signifikan.
Harapan Besar agar Persoalan Sampah Bisa Segera Teratasi
Masyarakat berharap percepatan pembangunan fasilitas pengolahan ini membuahkan hasil nyata. Penanganan sampah yang lebih baik akan meningkatkan kualitas lingkungan kota. Kawasan pemukiman menjadi lebih bersih, saluran air lebih terjaga, dan potensi penyakit dapat dicegah sejak dini.
Dengan banyaknya langkah strategis yang sedang berlangsung, Kota Bandung berada dalam posisi yang lebih siap menghadapi tantangan sampah. Perpaduan antara teknologi baru, pengelolaan modern, dan kolaborasi masyarakat menjadi kunci agar persoalan ini tidak terus berulang.

Cek Juga Artikel Dari Platform dapurkuliner.com
