Longsor Terjang Bandung Barat, Dua Rumah Warga Rusak dan Warga Mengungsi
radarbandung.web.id Hujan deras yang mengguyur wilayah Bandung Barat menyebabkan terjadinya longsor di Kampung Barujumaah, Desa Cipada, Kecamatan Cisarua. Peristiwa ini menimpa dua rumah warga dan membuat sejumlah keluarga harus mengungsi. Insiden tersebut menjadi peringatan bahwa wilayah dengan kontur curam di Bandung Barat masih rentan terhadap pergerakan tanah saat intensitas hujan tinggi.
Menurut kesaksian warga, tanah di tebing belakang permukiman tiba-tiba ambrol setelah hujan deras disertai angin kencang. Tebing setinggi sekitar sepuluh meter yang berada tepat di belakang rumah penduduk runtuh dan menyeret material tanah serta batu. Salah satu rumah milik warga bernama Anang mengalami kerusakan parah; sebagian dindingnya jebol dan isi rumahnya tertimbun lumpur.
Keluarga Berhasil Menyelamatkan Diri Sebelum Longsor Meluas
Anang dan keluarganya berhasil menyelamatkan diri sesaat sebelum longsoran makin besar. Mereka mendengar suara gemuruh dari arah belakang rumah dan langsung keluar menyelamatkan diri. Beberapa menit kemudian, bagian belakang rumah ambruk tertimpa material tanah.
“Kami hanya sempat menyelamatkan diri. Semua barang di dalam rumah tertimbun,” ujar Anang dengan nada pasrah.
Tak jauh dari rumah tersebut, rumah milik Hada juga ikut terdampak. Struktur tanah di sekitar pondasinya mulai retak dan berpotensi longsor jika hujan kembali mengguyur. Demi keselamatan, keluarga Hada mengungsi ke rumah kerabat di desa tetangga. Total ada delapan jiwa dari dua rumah tersebut yang kini meninggalkan tempat tinggal mereka untuk sementara waktu.
BPBD Turun Tangan dan Siapkan Bantuan Darurat
Petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat segera menuju lokasi setelah menerima laporan. Tim melakukan asesmen untuk memastikan kondisi lapangan dan mendata kerugian. Dari hasil pemeriksaan awal, satu rumah dikategorikan rusak berat sementara satu lainnya berstatus rawan.
“Kami sudah meninjau lokasi dan fokus utama adalah keselamatan warga. Kami juga menyiapkan bantuan darurat seperti sembako, selimut, dan terpal,” ujar Suheri, petugas BPBD yang bertugas di lapangan. Ia menambahkan bahwa pihaknya berkoordinasi dengan pemerintah desa serta kecamatan untuk langkah lanjutan, termasuk opsi relokasi bila kondisi tanah dianggap berbahaya.
Warga Gotong Royong Bersihkan Material Longsor
Warga sekitar turut membantu membersihkan material tanah dan batu yang menutupi halaman serta sebagian jalan. Mereka menggunakan alat seadanya seperti sekop dan cangkul sambil menunggu alat berat dari pemerintah daerah. Walau tidak ada korban jiwa, warga berharap pemerintah bisa mempercepat proses pemulihan agar mereka dapat kembali ke rumah secepatnya.
Kawasan Cisarua sendiri memang dikenal memiliki kontur tanah curam dan rawan pergerakan tanah. Saat musim hujan, potensi longsor meningkat, terutama di lokasi yang tidak memiliki penguat lereng. Karena itu, BPBD terus mengingatkan masyarakat agar tidak membangun rumah terlalu dekat dengan tebing serta menanam tanaman berakar kuat di sekitar area berisiko untuk menahan pergerakan tanah.
Bantuan dan Posko Pengungsian Disiapkan Pemerintah Desa
Beberapa organisasi sosial dan relawan lokal mulai menyalurkan bantuan bagi warga terdampak. Pemerintah desa telah membuka posko sementara di balai desa untuk menampung pengungsi. Dari posko tersebut, bantuan berupa makanan siap saji, air bersih, hingga perlengkapan bayi disalurkan secara bergilir kepada keluarga yang membutuhkan.
Tim teknis dari BPBD bersama aparat desa juga terus memantau kondisi tanah di sekitar lokasi kejadian. Mereka akan melakukan pengukuran lanjutan dan mempertimbangkan pembangunan talud atau dinding penahan tanah sebagai langkah mitigasi jangka panjang.
Waspada di Musim Hujan, Cegah Bencana Sejak Dini
Peristiwa longsor di Bandung Barat ini menjadi pengingat penting bagi masyarakat untuk selalu waspada terhadap perubahan cuaca ekstrem. Kondisi hujan deras yang terjadi secara tiba-tiba bisa memicu pergerakan tanah, terutama di wilayah dengan topografi curam.
Kesiapsiagaan masyarakat, didukung respons cepat dari pemerintah dan relawan, menjadi kunci utama dalam menekan dampak bencana serupa di masa mendatang. Dengan kolaborasi dan kesadaran bersama, risiko bencana alam dapat diminimalkan dan keselamatan warga tetap terjaga.

Cek Juga Artikel Dari Platform mabar.online
