Polrestabes Bandung Amankan Oknum Debt Collector Usai Dugaan Penganiayaan Driver Ojol
radarbandung.web.id Situasi sempat memanas di kawasan Jalan BKR, Kota Bandung, ketika puluhan pengemudi ojek online (ojol) mendatangi sebuah kantor leasing. Kedatangan mereka dipicu oleh dugaan tindakan penganiayaan terhadap salah satu rekan mereka oleh seorang oknum mata elang, sebutan populer untuk debt collector.
Kericuhan kecil tersebut membuat suasana di sekitar lokasi sempat tegang. Para driver ojol yang datang merasa tidak terima dan menuntut penjelasan serta keadilan atas peristiwa tersebut. Namun berkat respons cepat dari Polrestabes Bandung, kondisi akhirnya berhasil dikendalikan sebelum berkembang menjadi bentrokan besar.
Respons Cepat Aparat Kepolisian
Mendapat laporan tentang insiden tersebut, tim dari Polrestabes Bandung langsung diterjunkan ke lokasi untuk menenangkan situasi. Petugas dipimpin langsung oleh Kasat Reskrim Polrestabes Bandung, Kompol Anton, dan Kabagops Polrestabes Bandung, Asep Saepudin.
Kehadiran aparat di lokasi terbukti efektif dalam meredam emosi massa. Polisi meminta para pengemudi ojol untuk tetap tenang dan menyerahkan proses penyelidikan kepada pihak berwajib. Setelah dilakukan dialog singkat antara perwakilan ojol dan kepolisian, massa pun membubarkan diri secara tertib.
Asep Saepudin dalam keterangannya menjelaskan bahwa memang sempat terjadi gesekan antara pengemudi ojol dan pihak debt collector. Namun, situasi kini telah dinyatakan kondusif. “Sudah kondusif, ada salah paham,” ujarnya saat memastikan keamanan di lokasi kejadian. Ia menambahkan bahwa seluruh pihak telah diminta menahan diri agar tidak memperkeruh keadaan.
Dua Oknum Debt Collector Diamankan
Dari hasil penyelidikan awal, Kasatreskrim Kompol Anton mengonfirmasi bahwa polisi telah mengamankan dua orang yang diduga sebagai pelaku penganiayaan terhadap driver ojol. Kedua oknum tersebut langsung dibawa ke Mapolrestabes Bandung untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Anton menegaskan bahwa kepolisian akan menangani kasus ini secara transparan. “Kami sudah mengamankan dua orang yang diduga terlibat. Saat ini mereka sedang dimintai keterangan untuk memastikan kronologi yang sebenarnya,” ujarnya.
Pihak kepolisian juga berkomitmen untuk menindak tegas siapa pun yang terbukti melakukan tindak kekerasan, baik dari pihak debt collector maupun pihak lainnya. Menurut Anton, penyelesaian masalah di jalan raya harus dilakukan secara hukum, bukan dengan tindakan main hakim sendiri.
Klarifikasi dan Upaya Damai
Setelah kejadian tersebut, pihak leasing yang kantornya menjadi lokasi insiden dikabarkan telah memberikan klarifikasi kepada aparat dan perwakilan ojol. Mereka menyatakan siap bekerja sama dalam proses penyelidikan dan menyerahkan seluruh bukti yang dibutuhkan, termasuk rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian.
Sementara itu, organisasi pengemudi ojol di Bandung mengapresiasi langkah cepat polisi yang segera turun tangan. Mereka berharap insiden seperti ini tidak terulang kembali di kemudian hari. “Kami hanya ingin rasa adil ditegakkan. Jangan sampai ada lagi kekerasan terhadap driver di lapangan,” ujar salah satu perwakilan komunitas ojol yang hadir di lokasi.
Polrestabes Bandung sendiri berencana memfasilitasi pertemuan antara pihak leasing, perwakilan ojol, dan lembaga hukum terkait untuk mendorong penyelesaian damai tanpa mengabaikan proses hukum. Pendekatan humanis ini diharapkan mampu menjaga stabilitas keamanan dan kepercayaan masyarakat terhadap aparat.
Polrestabes Bandung Fokus pada Penegakan Hukum
Kasatreskrim Kompol Anton menyampaikan bahwa kepolisian tidak akan mentoleransi segala bentuk tindakan kekerasan di lapangan, terutama yang melibatkan profesi tertentu seperti pengemudi ojek online. Ia juga menegaskan bahwa profesi debt collector memiliki batasan hukum yang jelas dan tidak boleh bertindak di luar ketentuan yang telah diatur oleh pemerintah.
“Kalau memang ada pelanggaran, kita tindak sesuai hukum. Tapi semua harus melalui proses penyelidikan yang objektif dan profesional,” tegasnya.
Anton menambahkan, kejadian ini akan menjadi bahan evaluasi bersama, baik bagi perusahaan leasing maupun lembaga penagih hutang. Ia menilai perlunya mekanisme penagihan yang lebih manusiawi agar tidak menimbulkan konflik di lapangan.
Kondisi Bandung Kembali Kondusif
Setelah proses mediasi dan pengamanan, situasi di sekitar Jalan BKR berangsur normal. Arus lalu lintas kembali lancar dan tidak ada laporan lanjutan mengenai gangguan keamanan. Polisi juga menurunkan personel tambahan untuk memastikan tidak terjadi aksi susulan.
Kabagops Asep Saepudin memastikan bahwa koordinasi dengan pihak komunitas ojek online terus dijaga. Ia juga mengimbau seluruh pihak agar mengedepankan komunikasi dalam menyelesaikan persoalan di lapangan. “Kami minta semua pihak tetap tenang dan menyerahkan penanganan kasus ini kepada kepolisian,” ucapnya.
Upaya Mencegah Konflik Serupa
Artikel ini menegaskan bahwa kejadian antara debt collector dan driver ojol di Bandung menjadi pengingat penting bagi semua pihak tentang pentingnya etika dan komunikasi dalam bekerja. Pemerintah, aparat, dan masyarakat diharapkan dapat berkolaborasi untuk mencegah konflik sosial yang berpotensi memicu kekerasan.
Polrestabes Bandung berkomitmen menjaga situasi tetap aman dan kondusif. Melalui langkah cepat, dialog terbuka, dan proses hukum yang transparan, aparat menunjukkan bahwa kehadiran mereka tidak hanya sebagai penegak hukum, tetapi juga penjaga stabilitas sosial di tengah masyarakat.
Kejadian ini menjadi pelajaran bahwa penyelesaian masalah harus dilakukan dengan kepala dingin, bukan dengan emosi. Dengan pendekatan yang lebih bijak dan kerja sama semua pihak, Bandung diharapkan tetap menjadi kota yang aman, damai, dan penuh solidaritas antarwarga.

Cek Juga Artikel Dari Platform kabarsantai.web.id
