Persis Tak Bisa Manfaatkan Keunggulan Pemain, Pelatih Peter de Roo Akui Persib Tampil Lebih Baik
radarbandung.web.id Laga antara Persib Bandung melawan Persis Solo di Stadion Gelora Bandung Lautan Api menjadi pertandingan yang sarat emosi dan penuh tensi. Meskipun Persib sempat bermain dengan sepuluh pemain sejak pertengahan babak pertama, tuan rumah tetap berhasil meraih kemenangan dua gol tanpa balas atas Persis.
Bagi tim tamu, hasil ini menjadi pukulan telak. Pelatih Persis, Peter de Roo, tidak menutupi kekecewaannya setelah pertandingan. Ia mengakui bahwa timnya gagal tampil efektif dan tidak mampu memanfaatkan situasi unggul jumlah pemain untuk membalikkan keadaan.
Persis Kesulitan Sejak Menit Awal
Pertandingan dimulai dengan tempo cepat. Persib tampil agresif di depan publik sendiri, menekan Persis sejak awal. Beberapa kali serangan Persib memaksa lini belakang Laskar Sambernyawa melakukan kesalahan. Gol pertama Persib datang dari situasi tak terduga — sebuah skema umpan silang yang gagal diantisipasi barisan pertahanan Persis.
De Roo menilai timnya kehilangan kendali permainan di fase-fase penting. “Saya sudah memperkirakan laga ini akan sulit. Kami menghadapi tim juara yang punya pengalaman besar di pertandingan besar seperti ini. Sayangnya, kami kehilangan ritme di awal dan Persib mampu mencetak gol dari situasi yang tidak kami prediksi,” ujarnya dalam konferensi pers usai laga.
Pelatih asal Belanda itu menilai bahwa gol cepat Persib memengaruhi mental pemainnya. Setelah tertinggal, para pemain Persis terlihat lebih berhati-hati dan sering kehilangan momentum untuk menyerang.
Keunggulan Pemain Tak Mampu Dimanfaatkan
Momentum sempat berpihak pada Persis setelah pemain Persib, Luciano “Lucho” Guaycochea, mendapat kartu merah akibat pelanggaran keras. Dengan keunggulan jumlah pemain, publik mengira Persis akan mampu mengambil alih dominasi permainan. Namun yang terjadi justru sebaliknya.
Persib tampil semakin disiplin. Meski hanya bermain dengan sepuluh pemain, mereka bertahan rapat dan menyerang balik dengan efektif. Sementara Persis, yang seharusnya unggul secara jumlah, justru kesulitan menciptakan peluang berarti.
“Meskipun mereka bermain dengan sepuluh pemain, Persib tetap punya organisasi pertahanan yang luar biasa,” kata De Roo. “Kami terlalu banyak kehilangan bola dan tidak bisa melakukan penetrasi ke area berbahaya. Di babak kedua, kami juga tidak cukup rapi dalam menjaga pertahanan sendiri.”
Selama pertandingan, Persis lebih banyak menguasai bola, namun penguasaan itu tidak berbuah peluang. Umpan-umpan pendek sering terputus di tengah, dan lini depan kehilangan kreativitas untuk membongkar pertahanan lawan.
Evaluasi dari Peter de Roo
Kekalahan ini memperpanjang tren buruk Persis yang belum meraih kemenangan dalam sembilan laga terakhir. De Roo pun menyadari bahwa tekanan semakin besar, baik dari suporter maupun manajemen. Meski demikian, ia tetap meminta anak asuhnya untuk fokus memperbaiki kesalahan daripada larut dalam kekecewaan.
“Kami harus lebih berani mengambil keputusan di lapangan,” ucapnya. “Sering kali pemain terlalu lama memegang bola, dan itu memberi waktu bagi lawan untuk menutup ruang. Kami butuh kecepatan dan keberanian dalam menyerang.”
De Roo juga menekankan pentingnya mentalitas tim. Menurutnya, tim yang sedang tertekan justru perlu lebih fokus dan disiplin, bukan terburu-buru. Ia mengakui bahwa saat melawan tim sekelas Persib, setiap kesalahan kecil bisa langsung berujung fatal.
“Persib sangat efektif. Mereka tahu kapan harus menunggu dan kapan menyerang. Kami masih belajar untuk bermain dengan efisiensi seperti itu,” tambahnya.
Persib Tetap Tangguh Meski Bermain Sepuluh Pemain
Kemenangan Persib kali ini menjadi bukti solidnya lini pertahanan Maung Bandung. Walau kehilangan satu pemain, mereka tetap mampu menjaga tempo dan menutup ruang gerak lawan. Duo bek tengah tampil kokoh, dan lini tengah bekerja keras memutus aliran bola Persis.
Pelatih Persib pun mendapat pujian atas keberhasilannya menjaga konsistensi tim. Di sisi lain, permainan Persib juga menunjukkan kematangan dalam hal pengambilan keputusan. Mereka tidak panik meskipun dalam tekanan jumlah pemain.
Gol kedua Persib, yang datang lewat serangan balik cepat, menjadi gambaran sempurna efisiensi permainan mereka. Dua peluang besar berhasil dikonversi menjadi dua gol bersih — sebuah performa klinis yang sulit ditandingi.
Pelajaran untuk Persis
Kekalahan ini diharapkan menjadi bahan refleksi bagi Persis Solo. Banyak pihak menilai bahwa tim ini sebenarnya memiliki potensi besar, namun belum menemukan kestabilan performa. Dengan deretan pemain muda berbakat, Persis hanya membutuhkan sentuhan taktik yang lebih tepat untuk kembali ke jalur kemenangan.
De Roo sendiri masih optimis. Ia menyebut timnya akan bangkit di pertandingan berikutnya dengan semangat baru. “Kami akan belajar dari kekalahan ini. Setiap pertandingan adalah kesempatan untuk tumbuh. Saya percaya para pemain akan menemukan ritme terbaiknya,” katanya.
Suporter Persis pun diminta untuk tetap memberikan dukungan. Dalam kondisi sulit seperti ini, moral tim sangat bergantung pada semangat dari tribun. Dengan dukungan penuh, De Roo yakin tren negatif bisa segera diputus.
Penutup
Kekalahan Persis dari Persib Bandung menjadi pengingat bahwa dalam sepak bola, keunggulan jumlah pemain tidak selalu menjamin kemenangan. Disiplin, konsistensi, dan efisiensi dalam memanfaatkan peluang justru menjadi faktor penentu.
Persib berhasil menunjukkan kelasnya meski bermain dengan sepuluh pemain, sementara Persis harus belajar bagaimana mengelola tekanan dan momentum. Bagi Peter de Roo dan timnya, perjalanan musim ini masih panjang, dan setiap pertandingan berikutnya adalah kesempatan baru untuk membalikkan keadaan.

Cek Juga Artikel Dari Platform beritabandar.com
