Pemkot Bandung Kerahkan 11 Truk untuk Bersihkan Sampah Menumpuk di TPS Gunung Batu Timur
radarbandung.web.id Pemerintah Kota Bandung mengaktifkan langkah darurat untuk mengatasi tumpukan sampah yang mengganggu di Tempat Penampungan Sementara (TPS) Gunung Batu Timur. Tumpukan yang mencapai sekitar seratus ton mulai diangkut menggunakan satu alat berat dan sebelas truk berkapasitas besar. Operasi pembersihan ini dilakukan untuk mengembalikan fungsi TPS dan memastikan sampah tidak terus menggunung.
Kondisi TPS tersebut telah menjadi perhatian karena sampah menumpuk lebih cepat dari biasanya. Situasi ini membuat pemerintah kota melakukan intervensi dengan skala lebih besar daripada pengangkutan reguler. Tanpa langkah cepat, penumpukan berpotensi menimbulkan dampak lingkungan, seperti bau tidak sedap dan munculnya serangga.
Penumpukan juga menimbulkan keresahan warga sekitar. Banyak dari mereka khawatir bahwa sampah yang tidak segera terangkut dapat memperburuk kualitas udara. Karena itu, pengerahan alat berat serta truk tambahan menjadi langkah yang dianggap paling efektif untuk menangani situasi kritis ini.
Penyebab Penumpukan Sampah yang Tidak Terhindarkan
Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung, Salman Faruq, menjelaskan bahwa penumpukan ini bukan karena sampah tidak diangkut. Proses pengangkutan tetap dilakukan, tetapi jumlah sampah yang masuk jauh melebihi kapasitas angkut normal setiap harinya. Ketika aliran sampah datang tanpa henti dan kuota pengangkutan terbatas, penumpukan tidak dapat dihindari.
Situasi ini diperburuk oleh meningkatnya aktivitas masyarakat. Kegiatan ekonomi, konsumsi harian, serta pertumbuhan penduduk mempengaruhi jumlah sampah yang dihasilkan. TPS tidak hanya menerima sampah rumah tangga, tetapi juga sampah dari kawasan komersial dan fasilitas umum yang menyumbang volume lebih besar dibandingkan wilayah lain.
Keterbatasan kuota pembuangan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) menjadi faktor lain yang mempengaruhi ritme pengangkutan. Ketika TPA hanya menerima jumlah tertentu setiap hari, pengelola TPS harus menyesuaikan alur kerja agar tidak melampaui batas yang ditetapkan. Dengan kondisi seperti ini, pengangkutan bertahap menjadi satu-satunya pilihan.
Pengangkutan Bertahap Sebagai Strategi Sementara
Proses pengangkutan sampah tidak bisa dilakukan sekaligus. Ritme angkut harus disesuaikan agar tidak mengganggu sistem pembuangan di tingkat kota. Itulah sebabnya, menurut Salman, sampah tetap diangkut tetapi secara bertahap. Strategi bertahap ini dilakukan agar seluruh sampah masuk ke TPA sesuai kapasitas harian yang diizinkan.
Dengan mengerahkan sebelas truk besar, pemerintah kota meningkatkan kapasitas angkut dalam waktu singkat. Truk-truk ini bekerja secara bergiliran, membawa sampah dari TPS menuju fasilitas pengolahan atau titik pembuangan akhir yang sudah disesuaikan. Di lapangan, operator alat berat membantu mempercepat proses pemuatan sampah agar truk dapat bekerja tanpa jeda panjang.
Penggunaan alat berat menjadi faktor penting dalam operasi pembersihan ini. Tanpa bantuan mesin, pengangkutan akan memakan waktu jauh lebih lama karena volume sampah terlalu besar. Mesin membantu merapikan gundukan sampah dan memastikan pemindahan berjalan efisien.
Dampak Lingkungan Jika Penumpukan Tidak Segera Diatasi
TPS Gunung Batu Timur merupakan salah satu titik penting dalam sistem persampahan Kota Bandung. Ketika sampah menumpuk terlalu tinggi, kawasan sekitar akan terkena dampaknya. Bau tidak sedap menyebar hingga ke pemukiman warga. Selain itu, risiko munculnya hama seperti lalat, tikus, dan serangga lain meningkat drastis.
Jika penumpukan dibiarkan terlalu lama, potensi penyakit juga ikut meningkat. Lingkungan yang tidak bersih menjadi tempat berkembangnya bakteri dan kuman. Masyarakat yang beraktivitas di sekitar TPS dapat terkena imbasnya, mulai dari gangguan pernapasan hingga penyakit kulit.
Selain itu, penumpukan sampah juga berpotensi mengganggu aliran air. Sampah yang tercecer dapat menyumbat saluran drainase dan membuat kawasan sekitar lebih rentan banjir, terutama pada musim hujan. Karena itu, penanganan cepat sangat diperlukan agar lingkungan tetap aman.
DLH Bandung Tingkatkan Koordinasi dan Pemantauan
Untuk mencegah penumpukan kembali terjadi dalam skala besar, DLH Bandung meningkatkan pemantauan di lokasi TPS. Pengawasan dilakukan lebih intensif agar petugas dapat mendeteksi peningkatan volume sampah sejak dini. Dengan begitu, penanganan dapat dilakukan sebelum kondisi menjadi semakin parah.
Koordinasi antara operator TPS, petugas lapangan, dan armada pengangkut diperketat. Setiap hari dilakukan evaluasi mengenai jumlah sampah yang masuk, kapasitas angkut yang tersedia, serta kondisi alat berat. Ketika terjadi ketidakseimbangan antara volume sampah dan kapasitas angkut, DLH dapat mengambil langkah darurat lebih cepat.
Selain itu, pemerintah kota juga menggencarkan edukasi kepada masyarakat mengenai pengurangan sampah dari sumbernya. Pemilahan sampah organik, daur ulang, dan pembelajaran tentang perilaku membuang sampah dengan benar menjadi bagian dari kampanye lingkungan.
Harapan agar TPS Dapat Berfungsi Optimal Kembali
Dengan upaya pembersihan besar-besaran ini, pemerintah berharap TPS Gunung Batu Timur dapat kembali berfungsi seperti semula. Masyarakat menginginkan area tersebut tetap bersih, terkelola dengan baik, dan tidak lagi menjadi titik rawan penumpukan. Pengangkatan sampah dalam volume besar diharapkan dapat memberikan ruang bagi TPS untuk mengatur ritme pembuangan lebih baik.
Apabila pembersihan berjalan lancar, Kota Bandung dapat meminimalkan risiko gangguan lingkungan. Proses ini juga diharapkan dapat memberikan kelegaan kepada warga yang selama ini merasa khawatir dengan kondisi TPS. Langkah Pemkot Bandung menjadi bukti bahwa persoalan sampah masih mendapat perhatian serius.
Kesimpulan: Langkah Cepat Pemkot Bandung Perlu Didukung
Pengerahan sebelas truk besar dan satu alat berat menunjukkan keseriusan pemerintah kota menangani tumpukan sampah. Meski penanganan bertahap masih menjadi strategi utama, langkah cepat seperti ini sangat dibutuhkan saat kondisi kritis terjadi.
Dengan pengawasan ketat, manajemen pengangkutan yang lebih baik, serta dukungan masyarakat dalam mengurangi sampah, Kota Bandung dapat menghadapi tantangan persampahan secara lebih efektif. Upaya ini bukan hanya untuk membersihkan TPS, tetapi juga menjaga kualitas hidup warga.

Cek Juga Artikel Dari Platform pestanada.com
