Bentrokan di Sukahaji Bandung: Dua Kelompok Terlibat Keributan, Polisi Sigap Mengamankan Situasi
radarbandung.web.id Kawasan Sukahaji, Kecamatan Babakan Ciparay, Bandung kembali diwarnai bentrokan antara dua kelompok massa. Pertikaian tersebut melibatkan kelompok yang mengklaim sebagai pemilik lahan dan kelompok warga yang saat ini tinggal di area sengketa. Konflik yang telah berlangsung lama ini kembali memunculkan ketegangan dan membuat suasana wilayah tersebut berubah drastis dalam waktu singkat.
Para warga sekitar mengaku kaget melihat keributan yang pecah secara tiba-tiba. Suasana yang awalnya ramai aktivitas harian mendadak berubah menjadi kacau dengan teriakan, lemparan benda, dan gerakan massa yang saling berhadapan. Banyak warga yang berada di lokasi langsung berhamburan untuk mencari tempat aman.
Pemicu Keributan: Sengketa Lahan Berlarut
Bentrokan di Sukahaji tidak terjadi tanpa sebab. Sengketa lahan di kawasan tersebut telah berlangsung cukup lama dan melibatkan dua pihak yang sama-sama mengklaim hak kepemilikan. Kelompok pertama menyatakan bahwa lahan tersebut merupakan milik mereka berdasarkan dokumen lama. Sementara itu, kelompok warga yang menempati area tersebut merasa memiliki hak tinggal karena sudah menetap dan membangun hunian selama bertahun-tahun.
Ketegangan meningkat ketika kedua belah pihak bertemu di lokasi sengketa untuk membahas batas area dan hak penggunaan lahan. Sayangnya, pertemuan tersebut berujung pada adu mulut yang kemudian berkembang menjadi bentrokan fisik. Situasi semakin memanas karena masing-masing pihak membawa lebih banyak massa untuk mendukung posisi mereka.
Akses Jalan Pasirkoja Terganggu
Keributan di Sukahaji berdampak langsung terhadap arus lalu lintas. Jalan Pasirkoja, salah satu akses penting di wilayah tersebut, sempat ditutup sementara. Penutupan dilakukan karena massa dari kedua kelompok bergerak ke area jalan utama dan menimbulkan situasi yang tidak aman.
Rekaman pantauan CCTV Pelindung Bandung menunjukkan bagaimana kendaraan terjebak di tengah kemacetan panjang akibat jalur yang tersumbat kerumunan massa. Sopir angkutan kota, ojek online, hingga pengendara pribadi harus memutar arah untuk menghindari lokasi bentrokan. Hal ini memperparah kondisi lalu lintas di beberapa titik sekitar Babakan Ciparay.
Beberapa warga mengeluhkan kesulitan yang mereka hadapi karena akses menuju perumahan, sekolah, dan tempat kerja terganggu. Sebagian di antaranya bahkan memilih menunggu di pinggir jalan hingga situasi kembali kondusif.
Polisi Bertindak Cepat Mengamankan Situasi
Melihat situasi yang kian tidak terkendali, aparat kepolisian segera diterjunkan ke lokasi. Personel dari Polsek Babakan Ciparay dan Polrestabes Bandung dikerahkan untuk mengurai massa dan memisahkan kedua kelompok.
Upaya negosiasi dilakukan untuk meredakan ketegangan dan mencegah keributan lebih lanjut. Polisi membentuk barisan penghalang untuk menahan massa dari kedua pihak agar tidak kembali saling mendekat. Mereka juga menginstruksikan warga agar menjauhi lokasi sengketa demi menjaga keselamatan.
Dalam waktu relatif singkat, situasi mulai terkendali meski masih menyisakan ketegangan. Aparat tetap berjaga untuk mengantisipasi kemungkinan bentrokan lanjutan. Mereka memastikan kawasan sekitar tetap aman dan meminta warga tidak terpancing provokasi.
Dampak Psikologis bagi Warga Sekitar
Bentrokan yang terjadi di tengah kawasan permukiman padat tidak hanya menimbulkan gangguan fisik, tetapi juga berdampak pada kondisi psikologis warga. Banyak warga, terutama anak-anak dan lansia, merasa takut mendengar suara ribut-ribut dan melihat massa berkumpul dalam jumlah besar.
Beberapa pemilik toko di sekitar area bentrokan memilih menutup toko lebih awal demi menghindari risiko kerusuhan kembali. Para orang tua yang kebetulan berada di luar rumah langsung menjemput anak-anak mereka dari lokasi yang berdekatan dengan area sengketa.
Warga berharap konflik serupa tidak terjadi lagi karena selain membahayakan keselamatan, peristiwa tersebut juga menghambat aktivitas harian dan merusak kenyamanan tinggal di lingkungan tersebut.
Konflik yang Harus Diatasi Secara Hukum
Sengketa lahan seperti yang terjadi di Sukahaji menunjukkan pentingnya mekanisme penyelesaian konflik yang jelas dan tegas. Banyak kasus pertanahan di wilayah perkotaan yang tidak selesai hanya dengan mediasi antar warga. Diperlukan langkah hukum yang kuat agar hak masing-masing pihak dapat diputuskan secara resmi oleh lembaga berwenang.
Pengamat pertanahan menilai bahwa konflik yang dibiarkan berlarut dapat memicu kericuhan berkali-kali seperti yang terjadi di Sukahaji. Pemerintah daerah dan aparat terkait diharapkan bergerak cepat untuk menelaah dokumen kepemilikan, melakukan pengecekan lapangan, dan memutuskan status lahan berdasarkan aturan yang berlaku.
Jika persoalan ini tidak diselesaikan secara komprehensif, risiko bentrokan susulan akan tetap ada.
Peran Tokoh Masyarakat dalam Meredam Konflik
Selain aparat kepolisian, tokoh masyarakat juga memiliki peran penting dalam menjaga ketertiban. Beberapa tokoh adat dan pemuka lingkungan terlihat turun langsung menenangkan warga. Mereka menyarankan kedua belah pihak menahan diri dan menunggu keputusan resmi dari pemerintah.
Upaya seperti ini penting untuk mencegah provokasi dan meredakan emosi massa. Dalam banyak kasus, kehadiran tokoh masyarakat yang dihormati dapat membantu mencairkan suasana yang tegang.
Penutup: Kerja Sama Semua Pihak Diperlukan
Bentrokan di Sukahaji menjadi pengingat bahwa konflik pertanahan tidak boleh dianggap sepele. Perlu tindakan cepat, mediasi yang jelas, dan penegakan hukum yang tegas untuk mencegah keributan susulan. Aparat keamanan telah bertindak sigap meredam situasi, namun penyelesaian jangka panjang tetap harus menjadi prioritas.
Masyarakat berharap kejadian serupa tidak kembali terulang. Dengan kerja sama antara warga, pemerintah, dan aparat, situasi kondusif di lingkungan Sukahaji dapat pulih, dan aktivitas warga dapat berjalan seperti biasa.

Cek Juga Artikel Dari Platform kalbarnews.web.id
