Jalan Dayeuhkolot Bandung Terendam Banjir, Polisi Alihkan Arus Lalu Lintas
radarbandung.web.id Hujan deras yang mengguyur wilayah Bandung dan sekitarnya menyebabkan banjir setinggi sekitar 50 sentimeter di kawasan Jalan Raya Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Akibatnya, jalur utama yang biasa dilalui kendaraan roda dua dan roda empat tersebut kini tidak bisa berfungsi normal.
Kondisi banjir membuat petugas kepolisian setempat bergerak cepat melakukan rekayasa arus lalu lintas agar kemacetan tidak semakin parah. Kapolsek Dayeuhkolot AKP Triyono Raharja mengonfirmasi bahwa ketinggian air di beberapa titik sudah mencapai separuh ban kendaraan roda dua, sehingga tidak aman untuk dilalui.
“Pada pagi ini terdapat genangan air di Jalan Raya Dayeuhkolot dan tidak dapat dilalui kendaraan roda dua. Kami imbau masyarakat agar mencari jalur alternatif melalui Jalan Terusan Bojongsoang,” ujar AKP Triyono.
Arus Lalu Lintas Dialihkan ke Jalur Alternatif
Petugas kepolisian bersama unsur Dinas Perhubungan dan BPBD Kabupaten Bandung melakukan penutupan sementara pada beberapa titik yang terdampak banjir parah. Kendaraan dari arah Baleendah yang biasanya melintas menuju Dayeuhkolot dialihkan ke Jalan Terusan Bojongsoang dan Margahayu.
Pengendara roda dua maupun roda empat tampak menumpuk di beberapa simpang jalan, terutama di perempatan Dayeuhkolot. Sejumlah warga terlihat mencoba menuntun motor mereka yang mogok karena terendam air.
“Air cukup tinggi, dan banyak motor yang tidak kuat menembus genangan. Petugas membantu mendorong kendaraan yang terjebak agar tidak menimbulkan kemacetan lebih panjang,” kata salah satu warga yang ikut membantu evakuasi kendaraan.
Langkah rekayasa lalu lintas dilakukan untuk memastikan arus kendaraan tetap berjalan meski harus memutar lebih jauh. Polisi juga menempatkan personel di sejumlah titik strategis untuk mengatur kendaraan dan memberi arahan bagi pengendara yang tidak mengetahui jalur alternatif.
Kawasan Langganan Banjir
Wilayah Dayeuhkolot memang sudah dikenal sebagai salah satu kawasan langganan banjir di Kabupaten Bandung. Setiap kali hujan deras turun dalam waktu lama, daerah ini kerap terendam air akibat meluapnya Sungai Citarum dan beberapa anak sungainya.
Ketinggian air di kawasan ini bisa bervariasi, mulai dari 20 sentimeter hingga lebih dari satu meter, tergantung intensitas hujan dan kondisi saluran air. Warga yang tinggal di sekitar bantaran sungai biasanya sudah menyiapkan langkah antisipasi, seperti memindahkan barang berharga ke tempat lebih tinggi dan menyiapkan perahu karet untuk berjaga-jaga.
“Setiap musim hujan, kami sudah siap dengan risiko banjir. Tapi tahun ini air naiknya cukup cepat karena hujan deras sejak malam,” ujar salah satu warga RT 03 RW 07, Dayeuhkolot.
Pemerintah daerah sebenarnya telah melakukan beberapa upaya mitigasi, termasuk normalisasi saluran air dan pembangunan tanggul sementara. Namun, kondisi geografis Dayeuhkolot yang berada di daerah cekungan membuat air sulit mengalir cepat ke hilir.
Respons Cepat Aparat dan Relawan
Menanggapi kondisi ini, petugas gabungan dari BPBD, TNI, Polri, dan relawan masyarakat turun langsung ke lokasi untuk membantu warga terdampak. Mereka mengevakuasi sejumlah penduduk yang rumahnya mulai terendam, terutama di kawasan yang berada di sisi jalan utama.
“Fokus kami saat ini adalah memastikan keselamatan warga dan kelancaran arus lalu lintas. Kami juga menyiapkan posko sementara bagi masyarakat yang membutuhkan bantuan,” kata salah satu petugas BPBD yang bertugas di lapangan.
Selain membantu evakuasi, petugas juga memasang tanda peringatan dan penghalang jalan untuk mencegah pengendara nekat menerobos banjir. Di beberapa titik, arus air yang deras membuat petugas harus berjaga ekstra agar tidak terjadi kecelakaan.
Warga sekitar pun ikut bergotong royong membantu mengevakuasi kendaraan dan memberikan bantuan kepada pengguna jalan yang terjebak. Pemandangan ini menunjukkan kuatnya solidaritas warga Bandung Selatan dalam menghadapi bencana tahunan ini.
Dampak terhadap Aktivitas Warga
Banjir di Dayeuhkolot tidak hanya berdampak pada lalu lintas, tetapi juga mengganggu aktivitas warga. Beberapa sekolah yang berada di sekitar lokasi terpaksa menunda kegiatan belajar tatap muka karena akses menuju sekolah sulit dilalui.
Sejumlah pelaku usaha kecil di pinggir jalan pun mengalami kerugian karena harus menutup sementara lapaknya. “Biasanya pagi ramai pembeli, tapi sejak air naik, tidak ada yang lewat. Kami hanya bisa menunggu air surut,” ujar salah satu pedagang.
Sementara itu, sebagian warga memilih tetap bertahan di rumah meski terendam, karena khawatir barang-barang mereka rusak jika ditinggalkan. Petugas mengimbau agar masyarakat tetap waspada dan segera mengungsi jika air terus meningkat.
Imbauan dan Harapan ke Depan
Kapolsek Dayeuhkolot AKP Triyono kembali mengingatkan masyarakat agar tidak memaksakan diri melintasi genangan air tinggi. Ia juga mengimbau agar warga selalu memantau informasi resmi dari kepolisian dan BPBD terkait kondisi terkini.
“Keselamatan adalah yang utama. Jangan ambil risiko dengan menerobos banjir, apalagi menggunakan kendaraan roda dua. Gunakan jalur alternatif sampai kondisi benar-benar aman,” pesannya.
Ia juga berharap pemerintah daerah dapat mempercepat upaya penanganan banjir jangka panjang agar peristiwa serupa tidak terus berulang setiap musim hujan.
Bagi sebagian warga, banjir Dayeuhkolot bukan hanya bencana, tetapi juga pengingat akan pentingnya menjaga lingkungan. Menjaga kebersihan sungai, tidak membuang sampah sembarangan, dan meningkatkan kesadaran publik menjadi langkah kecil yang bisa mencegah musibah lebih besar.
Kesimpulan: Banjir Jadi Pengingat Pentingnya Mitigasi
Banjir di Jalan Dayeuhkolot kembali menunjukkan rapuhnya sistem drainase di wilayah Bandung Selatan. Meski petugas telah bertindak cepat mengalihkan arus lalu lintas dan membantu warga, solusi jangka panjang tetap dibutuhkan.
Selama upaya mitigasi belum maksimal, warga Dayeuhkolot harus terus bersiap menghadapi datangnya musim hujan berikutnya. Namun di balik musibah ini, solidaritas dan gotong royong warga menjadi bukti nyata bahwa semangat kebersamaan masih hidup di tengah tantangan alam.

Cek Juga Artikel Dari Platform otomotifmotorindo.org
