Jalan Pasir Koja Bandung Mencekam: Dua Kelompok Bentrok Akibat Sengketa Lahan, Polisi Turun Mengamankan Situasi
radarbandung.web.id Suasana di Kota Bandung yang biasanya tenang berubah drastis ketika bentrokan dua kelompok massa pecah di kawasan Sukahaji, Kecamatan Babakan Ciparay. Peristiwa itu berlangsung cepat dan membuat warga sekitar panik. Jalan Pasir Koja yang merupakan jalur padat kendaraan mendadak dipenuhi kerumunan orang, teriakan, dan aksi saling serang di tengah badan jalan.
Keributan tersebut memicu kepanikan luas. Pengendara yang kebetulan melintas langsung menghentikan kendaraan atau memutar arah untuk menghindari area bentrokan. Warga di sekitar lokasi memilih menutup pintu rumah, sementara sebagian lainnya merekam kejadian dengan ponsel yang akhirnya tersebar luas di media sosial.
Video Amatir Viral Menambah Kepanikan Warga
Dalam waktu singkat, rekaman kejadian itu menyebar melalui Instagram, Twitter, hingga grup WhatsApp warga Bandung. Video amatir memperlihatkan dua kelompok massa berdiri berhadapan sebelum akhirnya saling lempar batu dan benda keras lainnya. Puing-puing dan pecahan material terlihat berserakan di sepanjang badan jalan.
Dari sudut lain, terdengar teriakan warga yang berusaha memperingatkan pengendara untuk menjauh. Beberapa video memperlihatkan orang-orang yang mencoba menenangkan massa, namun suasana yang sudah memanas membuat upaya itu sulit dilakukan.
Viralnya video tersebut membuat banyak warga Bandung khawatir akan keselamatan keluarga mereka yang mungkin berada di sekitar lokasi kejadian. Tak sedikit yang langsung menghubungi kerabat untuk memastikan kondisi aman.
Akar Permasalahan: Sengketa Lahan yang Berlarut-Larut
Bentrokan dua kelompok ini bukan terjadi tanpa latar belakang. Konflik tersebut dipicu oleh sengketa lahan yang sudah lama berjalan. Dua pihak yang terlibat masing-masing mengklaim memiliki hak atas area tersebut. Kelompok pertama bersikeras bahwa lahan itu merupakan aset turun-temurun keluarga mereka berdasarkan dokumen lama. Sementara itu, kelompok warga yang menempati lahan tersebut merasa berhak karena telah tinggal dan merawat area tersebut selama bertahun-tahun.
Sengketa agraria seperti ini bukan kasus baru di kawasan perkotaan. Banyak lahan yang status hukumnya tidak jelas karena dokumen yang tumpang tindih atau perbedaan persepsi mengenai batas wilayah. Ketika kedua kelompok akhirnya bertemu di lokasi sengketa untuk membahas persoalan, diskusi yang seharusnya menjadi jalan tengah berubah menjadi perselisihan panas yang tidak terkendali.
Detik-Detik Kericuhan Terjadi
Menurut keterangan beberapa saksi, suasana awalnya cukup kondusif. Kelompok massa hanya berdiri dan mengawasi satu sama lain. Namun suasana mulai memanas ketika beberapa orang dari masing-masing kubu saling berteriak dan melontarkan kecaman. Dalam beberapa detik, ketegangan berubah menjadi aksi saling serang.
Batu, kayu, dan benda keras lainnya mulai dilemparkan. Sebagian massa terlihat mencoba melindungi diri menggunakan helm atau pecahan papan kayu. Sementara itu, beberapa warga yang tidak terlibat berusaha mengevakuasi anak-anak yang kebetulan sedang bermain di sekitar lokasi.
Getaran ketakutan terasa jelas ketika para pengendara yang melintas memaksa kendaraan mereka untuk berbalik arah. Keadaan semakin sulit ketika sebagian massa bergerak ke tengah jalan dan menutup akses utama.
Jalan Pasir Koja Lumpuh Total
Bentrok yang terjadi di badan jalan mengakibatkan akses Pasir Koja lumpuh total. Arus kendaraan dari dua arah terhambat dan menyebabkan kemacetan panjang. Mobil pribadi, kendaraan umum, hingga pengendara ojek online tidak bisa melanjutkan perjalanan.
Beberapa pedagang kaki lima yang biasa berjualan di pinggir jalan segera menyingkirkan dagangan mereka karena khawatir menjadi sasaran lemparan massa. Toko-toko di sekitar lokasi juga mulai menurunkan rolling door untuk menghindari kerusakan.
Suasana mencekam itu membuat banyak warga enggan keluar rumah hingga aparat keamanan tiba untuk mengendalikan situasi.
Polisi Turun Tangan Mengurai Bentrokan
Mendapat laporan dari masyarakat dan melihat situasi yang memanas, aparat kepolisian langsung dikerahkan ke lokasi kejadian. Personel dari Polsek Babakan Ciparay dan Polrestabes Bandung datang dengan cepat untuk memisahkan kedua kelompok.
Polisi membentuk barisan penghalang agar massa tidak kembali saling mendekat. Imbauan keras disampaikan melalui pengeras suara agar warga segera menjauh dari titik konflik. Negosiasi dilakukan dengan perwakilan masing-masing kelompok untuk meredakan ketegangan.
Selain mengamankan lokasi, polisi juga memastikan tidak ada senjata tajam atau benda berbahaya lain yang digunakan dalam bentrokan. Setelah beberapa upaya, suasana mulai terkendali dan massa perlahan mundur dari area jalan.
Warga Masih Trauma dan Khawatir Bentrokan Susulan
Meski bentrokan berhasil diredam, kekhawatiran masih terasa di kalangan warga. Banyak dari mereka takut insiden ini bisa terulang mengingat sengketa lahan belum menemukan titik terang. Anak-anak yang melihat keributan menjadi ketakutan dan enggan keluar rumah untuk sementara waktu.
Sebagian warga mengatakan bahwa bentrokan seperti ini bukan kali pertama terjadi. Mereka berharap pemerintah dan aparat serius menyelesaikan masalah agraria yang terus menjadi bom waktu bagi lingkungan sekitar.
Perlu Penyelesaian Hukum yang Tegas
Pengamat pertanahan menilai bahwa kasus sengketa lahan seperti di Sukahaji harus segera diselesaikan secara hukum. Tanpa penegasan status kepemilikan, potensi konflik akan terus muncul dan mengganggu ketenteraman masyarakat.
Diperlukan verifikasi dokumen yang lebih mendalam, pemeriksaan batas wilayah secara resmi, dan mediasi yang melibatkan pihak berwenang. Dengan begitu, tidak ada kelompok yang merasa dirugikan atau diabaikan.
Penutup: Harapan Akan Situasi Kondusif di Bandung
Bentrokan di Jalan Pasir Koja menjadi pengingat bahwa konflik agraria dapat memicu kerusuhan dalam waktu singkat. Kesigapan aparat dalam meredam situasi patut diapresiasi, tetapi langkah penyelesaian jangka panjang tetap diperlukan.
Warga berharap Bandung kembali tenang dan aman. Dengan kerja sama semua pihak—pemerintah, aparat, tokoh masyarakat, dan warga—situasi di Sukahaji diharapkan dapat kembali stabil, sehingga aktivitas harian bisa berjalan tanpa rasa takut.

Cek Juga Artikel Dari Platform beritabumi.web.id
